Follow Us @soratemplates

Jumat, 23 Februari 2018

Mencari Jodoh Seperti Membuat Skripsi Part 1

Mungkin ada yang ingin tertawa saat aku membuat tulisan ini, tetapi faktanya itu adalah formula yang aku buat sendiri saat berusaha mencari pasangan hidup.

Saat itu aku berusia 25 tahun. Usia yang dipandang ideal sudah lulus kuliah sudah kerja pula dan tinggal dikampung yang selalu di gossipkan yang macam-macam.

Akhirnya kalau ada yang bertanya " Neng, kapan mau nikah? " aku selalu bilang "dalam proses bu" padahal, belum ada calonnya juga. 

Sebenarnya, sudah ada beberapa laki-laki yang mencoba meminang, tetapi sering ditolak karena sebab-sebab yang kurang aku pahami. Namanya orang tua selalu ingin yang terbaik untuk puterinya.

Akhirnya, setelah frustasi dengan semua itu. Aku mulai sering sholat tahajud dan amalan puasa lainnya. Banyak saudara yang ingin menjodohkan dengan si A dan si B. Rata-rata mereka orientasinya pria yang berharta meskipun akhlak atau sikapnya kurang baik.

Akhirnya setelah menulis cerpen yang berjudul "Hujan Galau" . Aku mulai kepikiran kalau hujan saja bisa dibuat judul skripsi kalau jodoh kenapa tidak? Awalnya ragu. Karena menulis skripsi adalah kenangan kurang membahagiakan bagiku. Butuh perjuangan yang sangat keras. Dilempar, bolak -balik sampai pengen cuti saja saking lelahnya.

Hal yang sama mulai kurasakan saat itu, perasaan lelah, buntu, serasa jodoh itu ditangan orang lain bukannya di tangan kita. Banyak saudaraku yang menikah terburu-buru karena dikejar usia dan "omongan" perawan tua. Seakan-akan kalau tidak menurut akan dilempar dari garis besar keluarga besar.

Akhirnya pertengahan bulan Mei aku mulai mengalami sakit yang aneh yaitu, lumpuh tiba-tiba. Badan dari perut ke bawah lemas mendadak. Sehingga membuatku membutuhkan "badrest total" . Tetapi, itu sebenarnya merupakan titik bangkit bagiku.

Aku mulai membuat judul untuk skripsiku dalam penelitian mencari jodohku. Kriterianya cukup simple seseorang yang ingin kutemui diakhirat juga. Hidup sebagai suami istri di dunia sangatlah pendek. Agama, akhlak dan cukup finansialnya. Itu adalah prioritasku.

Aku mulai menulisakan BAB I.
Latar belakang , Rumusan masalah, tujuan dan manfaatnya.

Bab II
Tuliskan teorinya,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. “(QS: Al-Baqarah: 186)

Bab III

Tuliskan metodologi penelitiannya dan populasinya. Metodologinya bermacam-macam.  Bisa lewat proposal, silahturahmi ke teman, Membuat tulisan tentang pernikahan di medsos, dan yang pasti harus minta restu Ayah dan Ibu.

Kalau misalnya anda mau calon suami dokter. Add in temen yang profesinya dokter atau bidang kesehatan. ^_^

(Bersambung)

ODOPbatch5#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan berlebihan memuja orang.

Hy sahabat onlineku. Kita ketemu lagi di catatan Aisyah. Ok guys disini aku mau curhat aja. Ternyata mental inlander ada di dalam diriku.  ...