Follow Us @soratemplates

Rabu, 14 Februari 2018

Make Up oh Make Up

Panas semakin terik, angin dari mobil dan motor yang lalu lilir di depan warung membuat wangi seblak di adu menjadi balik lagi ke si kokinya " uhuk ... uhuk ... " aku terbatuk menghirup aroma seblak yang pedasnya level dewa.

Kali ini pelanggan kami adalah seorang bapak dan anaknya. " He heee heeeeeh .... " begitu ucap anak tersebut padaku. Mungkin, maksudnya ia bilang kenapa batuk - batuk ?

Ia ada penyandang tuna rungu. Anak laki-laki bertumbuh gempal dan cukup tinggi untuk anak seusianya. Usianya baru menginjak yang 9 tahun. Ia hyperaktif selalu ingin tahu apapun itu.

Biasanya ia akan main game online lewat hp androidnya karena warung seblak kami ada wifi gratis sehingga membuatnya hampir setiap hari berkunjung.

Tak berapa lama lagi ada pesan masuk di Whatsap. Dari Lilis Suryati " Teh, jadi ga pesen sabun kecantikan A***orea " aku hanya tertegun membaca pesannya.

Teringat kembali, kalau suamiku menolak membelikannya. Sudah berapa kali aku meminta di acc make up yang alami bisa membuat kecantikan yang diimpikan semua perempuan.

Tetapi, semuanya di tolak mentah-mentah. Semua kosmetik harus melalui proses seleksi yang ketat dari suami. Kalau dipikir- pikir seperti ada BPOM di rumahku.

Kembali kepada anak itu. Sebut saja namanya Arif (bukan nama sebenarnya sengaja di samarkan)

Dia anak pengawas sekolah di tempatku tinggal. Hobinya main game online. Ia bersekolah di SLB kelas 3 SD. Dia sangat pintar menurutku. Meskipun, kurang pendengarannya dan tak bisa berbicara dengan jelas. Ia bisa berkomunikasi kami dengan bahasa isyarat yang dibuat dadakan di tempat. Hehehe ^_^

Sepulangnya Arif timbul pertanyaan dalam hati, " Kenapa ya bisa anak secerdas itu bisa mengalami kebutuhan khusus? " 

Suamiku yang menyadari lamunanku menjawab, "Takdir sayang."

Malam hari sesudah membereskan warung. Suamiku memulai pembicaraan. Karena mengetahui sabun kosmetik pesananku tak di acc lagi olehnya. Sehingga membuatku murung dan kesal padanya.

"Yank, bukannya aa ga mau beliin kosmetik buat sayang. Tetapi, aa ga mau nanti kejadiannya seperti Arif"
Kata suamiku memulai pembicaraan.

"Kenapa jadi ke de arif. Kan kita ga bicarain itu!" Jawabku.

"Beginii yank sebenarnya dulu waktu aa masih jadi kepsek di sekolah  anak-anak berkebutuhan khusus ada indikasi yang kuat Mengapa ada anak yang terlahir cacat.

Setelah dilakukan wawancara dengan wali murid dan uji lab dengan produk yang dipakainya. Ternyata, banyak yang tidak menyadari peran kosmetik sangat besar dampaknya. Ibu yang hamil tidak boleh terkena merkuri sedikitpun. Karena itu sangat berdampak kepada janin yang dikandungnya. Bukan hanya ibu hamil, tetapi yang perempuan yang belum menikah pun harus selalu menjaga kesehatannya. Salah satunya terdapat di kosmetik. Promo yang besar-besaran membuat kulit putih mulus secara instan justru itu yang paling berbahaya." jelas suamiku .

"Salah satunya kosmetik yang mau kamu mau beli itu" ia menambahkan.

Saat itu aku baru sadar ternyata pengawalannya yang cukup ketat itu untuk kebaikanku dan anak kami juga.

Siapa wanita yang tak luluh hatinya ada promo, diskon, dan testimoni membuat kecantikan instan alami.

Ternyata, bisa berdampak pada keturunannya. Karena tergiur iklan kosmetik akibatnya kesehatan anak jadi terabaikan.

ODOPbatch5#

3 komentar:

  1. Alhamdulillah sejak dulu tidak pernah tergiur iklan kosmetik, lebih suka menggunakan yang alami.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 😁😁😁 alhamdulillah mbak. Salam kenal ya.

      Hapus
  2. Untungnya saya nggak paham kosmetik.. ehhh hahaha

    BalasHapus

Jangan berlebihan memuja orang.

Hy sahabat onlineku. Kita ketemu lagi di catatan Aisyah. Ok guys disini aku mau curhat aja. Ternyata mental inlander ada di dalam diriku.  ...