Follow Us @soratemplates

Sabtu, 14 April 2018

Ilalang Terluka : Bagian Keempat

sumber foto : Zahrotul Laili Blog


        Pak kepala desa membuat sebuah keputusan penting, yaitu ,

        "Akhirnya setelah menimbang dari berbagai hal . Di putuskan perlu di buat surat perjanjian di atas materai yang memutuskan bahwa yang bersangkutan tidak akan melakukan tindakan kekerasan kepada anaknya.  Apabila yang melanggar akan di proses sesuai ketentuan yang berlaku ,"
Dengan didampingi saksi dari pihak keluarga, sekolah, perangkat desa dan tokoh masyarakat setempat. Supaya semakin menguatkan perjanjian tersebut.
"Bagaimana setuju? " kata Pak Kepdes. " Setuju!!!" Kami kompak menjawab. Diiringi tepuk tangan. Akhirnya kami pamit kembali ke sekolah. Tak sabar rasanya memberi kabar bahagia ini.
Sementara itu di rumah,

           " Kamu dasar perempuan jalang !! Ga pantas kamu jadi ibu lebih baik jadi setan aja sekalian " bentak Bi Eha.

" Dasar tukang sorabi sialan, Apa pedulimu dengan keluargaku !!  Saya akan laporkan kamu ke polisi . DASAR KUNTILANAK ! " Kata Bi Sumi menunjuk-nunjuk hidung Bi Eha.

            Seketika jari bi Sumi di gigit oleh Bi Eha. "Sialannn jariku di gigit !! , Awass kamu yaa !" Kata Bi Sumi mengancam. Perkelahian terus berlanjut semakin seru.

           Sementara itu di jalan menuju pulang,

Agus sudah dibekali segala maca. mulai dari wejangan harus tabah, makanan ala kadarnya, obat penurun panas dan cemilan untuk mengisi waktu luang. Tak lupa doa keselamatan bacakan sebelum Agus pergi dari sekolah menuju rumahnya.

        Selama perjalan pulang Agus hanya bisa merenung. Ia membayangkan bagaimana marah Ibunya melihat ia menenteng makanan, obat dan uang saku dari ibu gurunya. Selintas dipikirannya ingin dibuang saja semua pemberiannya. Namun, hal itu diurungkannya karena tak enak dengan pemberian gurunya.

       Sesampainya di depan gang rumahnya terlihat ibu-ibu berkumpul . Agus menjadi penasaran sedang apa gerangan. Ia memaksa masuk ke krumunan ibu-ibu yang membuat brikade ke rumahnya. Betapa takjubnya apa yang dilihat didepan matanya saat ini. Ibunya dan bibinya sedang bertengkar hebat tak ada satupun yang bisa melerai. 

      Tak lama datanglah Pak RT yang mencoba memisahkan mereka berdua. Namun, nyatanya Pak RT yang berat badannya di bawah rata-rata hanyalah lidi yang gampang dipatahkan dengan sekali dorongan.

           Akhirnya perselisahan berhenti. Saat mereka tersadar Agus baru saja datang  . Bocah kecil itu tertegun melihat Bibi dan Ibunya saling jambak dan yang satu bibirnya memar karena dipukul.


Kondisi hening dimanfaat dengan baik oleh Bi Eha, dengan secepat kilat ia menggendong Agus kemudian lari dengan kecepata gundala. "Hyaaaaaaa ... " Bi Eha ngebut sambil memanggul Agus layaknya karung beras . 

          Bi Sumi tak terima anaknya di ambil di depan matanya, mencoba mengejar Bi Eha . Sambil melemparkan sendalnya ke arah Bi Eha . Bi Sumi mengumpat Bi Eha. " Dasar Kuntilanak , kurang ajar! "  Bi Sumi kakinya keseleo di tikungan dekat pohon beringin. Sehingga tak bisa mengejar Bi Eha.  " Dasar Kamprettttt !!!!" Bi Sumi berteriakk sangat keras sampai terdengar radius beberapa meter. 

( to be continued )

# Cerbung
#Kelas  Fiksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan berlebihan memuja orang.

Hy sahabat onlineku. Kita ketemu lagi di catatan Aisyah. Ok guys disini aku mau curhat aja. Ternyata mental inlander ada di dalam diriku.  ...