sumber : clara magazine
Air berwarna biru kehitaman, didalamnya ada gelembung-gelembung putih.
Tak ada yang bisa melihat
. Di kedalaman 200 meter di kedalaman air laut. Ada yang terjebak dalam
dinginnya air.
Sang Dewi Bulan sudah
menampakan batang hidungnya. Perlahan ombak dilautan mulai meninggi. Seakan
sepasang insan sedang berkelahi.
Ditengah derasnya ombak
ada sebuah kapal yang diombang-ombing oleh ganasnya air laut.
Dua orang penyelam
terperangkap di dalam kerangkeng besi . Tempat untuk melihat keindahan laut.
Namun, karena talinya sudah usang . Tali tambang sepanjang 500
meter itu tiba-tiba terputus di kedalaman 200 meter.
Nakoda kapal mulai panik
mencari penyelam yang tenggelam. Mereka adalah wisatawan dari Jakarta. Mereka sedang melihat keindahan terumbu karang dari jarak dekat. Harapan
hancur tiba-tiba, dengan putusnya tali tersebut.
Tak pernah ada dibenak
siapapun untuk tenggelam di laut yang dalam. Tapi Shita dan Anjani berusaha
bertahan. Mereka berusaha menyelam sedikit-sedikit ke atas permukaan air.
Karena takut dekompresi .
Dekompresi yaitu adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh perngurangan
tekanan biasanya akan muncul gelembung-gelembung. Di jaringan tubuh atau pembuluh. Biasanya
mereka akan menyelam secara pelan-pelan karena bisa menyebabkan pecahnya
pembuluh darah.
“Shinta, kita harus
bertahan” seru Anjani .
Sambil menatap kosong ia
menjawab. Mereka harus segera naik ke
atas permukaan. Sebelum ombak semakin pasang.
Sambil menuju ke atas
Shinta mengingat perkataan Ibunya, “ Kak Tata sampai kapan trevelling terus. Mamah pengen punya cucu ta, usia kamu udah mau
kepala 3. Kapan berhenti main-mainya? “ Shinta sambil menitikan air mata mengingat
semua itu. Ia kembali tersadar bahwa ia
terlalu banyak menghabiskan menyelam sampai melupan keinginan mamahnya. “Iya ,
mah kalau tata bisa selamat di sini tata janji akan mencari pendamping hidup .
Doain tata ya mah.” Serunya dalam hati.
Lain, dengan Anjani ia
teringat dengan kakaknya. Sebelum ke sini ia sempat bertengkar hebat dengan
kakaknya yang seorang tuna rungu. Ia malu kepada teman-temannya yang sesama
penyalam. Entah mengapa ia tak bisa menerima keadaan kakak perempuannya. Kak
Manda itu bisu , tetapi cantik ia bisa jadi model dan bintang video klip.
Sedangkan, ia hanya bisa menyelam dan kulitnya menghitam karena keseringan
berenang. Rambut ikal dan mata cantiknya sebenarnya membuat ia terlihat seperti
wanita Arab. Namun, mindsetnya yang salah selalu ingin kelebihan orang lain. Membuatnya
selalu diliputi perasaan ‘tak puas’
Kakaknya terisak menangis
saat ia berkata, “Jangan dekati teman-temanku lagi kak Manda. Aku malu kak !!!”
sekarang ia menyesal berkata kasar dengan kakak kesayangannya yang bisu dan
tuli itu. Hanya dia dan beberapa orang yang bisa menjadi teman dengarnya. “Maaf
kak Manda” serunya.
Sambil terus menyelam tak
terasa mulai terlihat bayangan kapal yang siap menyelamatkan mereka. Dan mereka
mulai yakin dengan kebesaran Tuhan di dalamnya. Mereka menangis dalam dinginnya
malam. Ternyata, Tuhan itu dekat tak ada ikan ganas yang memangsa mereka di
tengah kondisi genting seperti itu.
“Alhamdulilillah
syukurillah Ya Allah Ya Rabb yang Maha Penyelamat Hambanya yang Kesulitan”
Kereen menegangkan😍
BalasHapusMakasih mbak leska 😁😁
Hapus😭😭
BalasHapusNdak usah sedihh. Dan selamat de anjani dan shintanya.
HapusNambah kosakata baru nih, dekompresi
BalasHapusMemang ya, giliran kehidupan mulai di ambang batas, terbayanglah semua kelakuan yang buat kita menyesal😢
BalasHapusWah ceritanya keren, mantap 😍
BalasHapus