Aku membeku di lorong
memandang punggung Feby dari belakang. Baru pertama kali aku dibentak begini
oleh dia. Meskipun, tak terhitung lagi berapa kali kami berkelahi. Tetapi,
tasanya untuk saat ini. Hatiku terasa perih sekali.
Di Kelas, Sera
memerhatikan ekspresi wajahku yang murah. Dan ia perlahan mendekatiku. “ Riss,
ada apa ?” Ia bertanya . “ Gpp koq Serrr” kataku menjawab sekenanya. “ Suratnya
udah loo kasih kan ke Feby?” ia mulai bertanya. “ Udah koq Serr tenang beres
koq” aku berusaha tersenyum dipaksakan untuk menutupi gelisah yang ada dihatiku
sekarang. “tapi, lo kaya pucat bangett
Riss “ Katanya menambahkan
“ Ohh, gue belom sarapan dari rumah, biasa
buru-buru kan angkot sekarang suka cepet penuh
“ kataku menjawab gelagapan . “tapi, lo kan biasanya pake scoopy ?” Katanya bertanya yang membuat
ribet suasana “ Ser , udah lah kenapa juga elu nanya terus” kataku ngedumel
dalam hati. Sambil tersenyum aku menjawab “ Scoopy gue tabrakan sama delman di
perempatan Mangga Dua “ . “Oh, begitu, it’s ok emang sekarang kita baru genti
pemimpin jadi sepertinya ada UUD baru kalau di Mangga Dua ada delman yang ngetem, Ok Riss gue cabutt dulu yaa
pengen ketemu AA Pepeb dulu. Dahh
Risaa “ Ia akhirnya menjauhiku pergi ke
kandangnya.
Aku ga habis pikir, Si
rangking satu bisa bodoh begitu yang dibilang di mangga dua banyak delman. Setelah
itu aku mulai membaca surat Sera yang dibuang Febi ke tempat sampah.
Bekasi, 12 Februari 2018
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Hai, Feby apa kabarnya
mudah-mudahan disaat kamu membaca surat ini kamu dalam keadaan sehat walafiat. Feby,
ini adalah surat ke -52 yang kukirim padamu . Semoga di surat ini aku
mendapatkan jawaban yang pasti.
Feby, semenjak di Solo saat
kita dipertemukan oleh Ayahmu karena perjalanan dinas. Aku merasa inilah cinta.
Aku mulai suka padamu saat pandangat pertama. Rasanya di dalam hati ini banyak
kembang api yang meledak ledak.
Kau Bagikan Pangeran di Kegelapan Malam
Yang Cahaya menembus Langit Ketujuh
Kau ibarat Nabi Yusuf di abad 21
Yang bersinar ditengah-tengah hiruk
pikuknya dunia
Feby namamu sangat bermakna
F : Feby adalah namamu
E: Entah bagaimana aku
terpesona olehmu
B: Besar cintaku padamu
tak bisa di hitung oleh kalkulator
Y : Yang aku mau hanya
kamu Febyku sayang.
Tolong balas suratku yaa
please,.
Salam
hangat,
Sera
Salmafatunnisa
Sumpah bergidik aku
membacanya. Benar kata Feby langsung masukin tong sampah aja. Tapi, jujur aku
kalah dengan Sera . dia sudah menulis surat sebanyak 52 kali tetapi, dia berani
mengutarakan perasaannya kepada Feby. Sedangkan aku, selama 17 tahun masih tak
berani mengutarakan perasaanku.
Aku bertemu Feby lagi
di lorong yang sama, saat itu ia menatapku “Ada apa Riss ?” katanya mulai
bingung. Rasanya ada tamborin sebesar ukuran gajah yang menabuh dengan sekuat
tenaga. Jantungku berdebar tak karuan. Dan tenggorokanku seperti ada setan yang
mencekikku dari belakang supaya aku tak bisa bicara. Namun, dengan menghirup
nafas sedalam-dalamnya aku akhirnya mengucapkan kalimat ajaib itu. “Gue suka
loh Feb!!!”
Feby mematung tak menyangka
hal inilah yang akan keluar dari mulut Rissa Sobarudin . Teman masa kecilnya
selama 17 tahun. Akhirnya ia menghela nafas dan berkata , “ Maaf Riss “ Ia
hanya mengucapkan kata sesingkat itu dan berlalu dari hadapanku dengan cepat.
Perasaanku pupus sudah
selama 17 tahun kupendam dan di pahkan dalam ucapan 1 detik. Dan semenjak saat
itu kami tak pernah bertukar sms lagi. Apalagi saat ia pindah ke Bengkulu
bersama keluarganya.
Sekarang dan seterusnya
ia hanyalah masa lalu. Aku menguatkan dalam hati.
Bersambung.
Trima kasih sudah berkunjung ^_^.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar