Review Filosofi Gorengan
Aiysdays
Januari 29, 2020
2 Comments
Disuatu tempat yang dingin saat
orang-orang sedang menghangatkan dirinya masing-masing. Seorang pria dengan
perawakan kurus tapi cukup imut apabila dilihat sekilas . sendirian mematung
menatap langit yang membiru perlahan
menghitam karena menjelang malam. Angin sayup-sayup membelai kulit dengan kasar
. cuaca nampaknya tak bersahabat untuk hari ini.
Namun , laki-laki itu rasanya tak
peduli jantungnya tengah berdegup kencang karena malam ini di tengah lautan
biru ini , ia tengah di landa kasmaran oleh seseorang wanita . wanita ini
menolongnya saat ia kecopetan di atas kapal saat orang-orang tak peduli dengan
situasi menyedihkan yang dialaminya. Seorang wanita dengan ikhlasnya
membantunya . rambutnya disanggul seadanya ditutupi dengan selembar kain penutup berwarna merah marun. Riasannya
minimalis kulitnya putih bersih hidungnya mancung hanya bedak Viva sachet dan
gincu berwarna merah pudar cukup membuat wajahnya bersinar.
Laki-laki itu yang mirip Jungkook
BTS ala Indonesia West Java . memandang wanita cantik rupawan disampingnya. Wajahnya
kemerahan menatap malu karena dirinya tertangkap basah sedang memandang wajah
cantiknya.
Rasanya hidup terasa pendek karena
ia akan dipanggil sang Khalik karena ia mati rasa karena cinta pada pandangan
pertama
Parna Darmawangsa adalah seorang pemuda
asal Tasikmalaya yang merantau ke Kalimantan untuk berguru kepada orang Dayak
di pedalaman Kalimantan. Disebuah pesantren terkenal di Kalimantan. Setelah 5
tahun menimba ilmu di Kalimantan Timur , tempat tinggalnya di gusur karena Pemerintah
akan membuka Ibu kota baru disana. Ia tak menerima dana kompensasi karena ia
tinggal juga menumpang di tanah negara. Mungkin 10 tahun mendatang huniannya
akan berubah menjadi hotel-hotel mewah dan gedung pencakar langit. Semoga nama
hotelnya The Parna atau Parna’s Village
untuk mengenang ia yang sudah 5 tahun tinggal disana.
Simak kelanjutan kisahnya ya?? ^^